Nitty-Gritty of Me

Gadih Minang Mahasiswa Hubungan Internasional UNPAD Angkatan 2012
Antara Sumatera Barat-Jawa Barat
Sedang melakukan pendekatan dengan Indonesia khususnya Indonesia Timur

People said I’m flat
People said I’m hypocrit
Just because I never looked angry
They said I have no emotion

Who said?
I can feel the anger
I have emotions more than you think
I’m human just like you all
But just, I’m controlling it
I just don’t show it to people
I hate conflict the most

But, once you find me angry,
It means I reached my limit
and it is unstoppable

“Lingkungan luar yang diciptakan manusia untuk dirinya sendiri tak lebih dari satu cerminan keadaan batinnya,” begitulah tulisan Seyyed Hossein Nasr dalam makalahnya yang berjudul “The Contemporary Muslim and The Architectural Transformation of the Urban Environment of the Islamic Worls” yang saya kutip dari esai Goenawan Mohammad (1979).

Saya analogikan ini dengan keadaan manusia yang juga demikian halnya dengan menciptakan lingkungan luar menurut versinya sendiri yang telah dia rencanakan dan pikirkan matang-matang, semata karena secuil rasa minder dan krisis batin yang menggerogotinya.

Salahkah dia? Kenapa masih kau salahkan dia? Selama itu tak merugikanmu, biarlah ia berjuang melawan krisis batin dengan versinya sendiri. Jauhkan tanganmu itu, jika memang katamu kau peduli dengannya yang kau sebut sahabat

The sun and the moon, they shine when their time comes. So do humans.

Tak pernahkah kau merasa butuh untuk sesekali berbohong? Bukan untuk merugikan orang, namun untuk dirimu sendiri. Berbohong karena kamu sekedar ingin mengurangi energi negatif dari lingkungan, berupa omongan dan kritikan pedas orang yang tak sanggup kau hadapi. Tapi, aku tidak berbohong kepada semua orang, ingat aku tidak membohongi semua orang. Hanya kepada segelintir orang yang belum bisa aku percaya saja. Tak bolehkah aku demikian untuk diriku sendiri? Sampai kau umbar dan tambahkan bumbu fitnah di dalamnya? Apa kau sengaja membuat orang membenci diriku? Membuatku terlihat hina? Biarlah ku urus urusanku sendiri tanpa campur tanganmu. Toh, aku tak pernah mencampuri urusan pribadimu.

Beberapa bulan lalu saya sempat sangat tertutup, bahkan kepada keluarga. Bisa dibilang, saya lebih sedikit terbuka dan menceritakan kondisi saya kepada teman daripada keluarga sendiri. Saat itu, Kakak saya berkata, “apapun yang terjadi padamu, keluarga adalah tempat terbaik untuk bercerita tentang apapun keluh kesahmu, karena keluargalah yang akan selalu berada di pihakmu, mereka yang akan selalu mendukungmu, dan berpikiran positif atas apa yang kamu lakukan. Percayalah, suatu saat temanmu akan hilang dan tidak selamanya berada di pihakmu. Dalam kasus terburuk mereka bisa menjadi musuh di dalam selimut, menyerangmu saat kamu berada di titik terlemah.”

Sekarang saya tahu dan saya menyesal…

Saya hanya ingin sedikit berbagi ocehan saya mengenai world peace.
Menurut saya, world peace secara utuh selamanya tidak akan pernah tercapai.
Sejak kecil, tidak sedikit diantara kita yang diajarkan untuk kompetitif. Untuk selalu menjadi pemenang diantara teman-teman, untuk menjadi sang juara 1 dan bukan menjadi pemenang bagi diri sendiri. Parahnya, banyak yang bersifat curang dalam mengejar gelar juara, menjatuhkan teman sendiri, dan sebagainya. Hal itulah yang menjadi dasar bahwa perdamaian tidak akan bisa diwujudkan.
Menurut saya, kita tidak harus selalu menjadi pemenang diantara orang lain, menjadi yang terbaik dimata orang lain. Tapi jadilah yang terbaik bagi diri sendiri, tidak harus berdasarkan kesuksesan dan keberhasilan orang lain.
Jika setiap individu sejak kecil diajarkan demikian, maka individu masa depan akan lebih bijaksana. Dengan demikian, para pemimpin negara masa depan akan menjadi pemimpin yang lebih bijaksana. Memimpin negara menjadi yang terbaik demi negara sendiri, bukan untuk menjadi yang terdepan, menjadi penguasa dan menindas negara lain.
Hanya dengan begitulah world peace akan bisa diwujudkan. Tapi itu mustahil bukan? Karena dunia memang selalu diciptakan dengan dua hal yang berlawanan, si baik dan si jahat, si miskin dan si kaya, de el el…

You can either make a decision to work hard doing what you love, or be forced to work hard doing what you hate. It’s really up to you.
Unknown (via kushandwizdom)

(via kushandwizdom)

Knock knock
I am knocking
Stand in front of a door
Waiting for someone to open it
I am alone and,
It’s cold outside,
freezing me to death
I know you’re in there
But…
You can’t hear me knocking
I keep knocking
I got my voice louder
I am shouting
And you just stand still
I keep wondering, why?
Are you pretending?
Am I invicible?
Or I need to raise my voice higher?
But I am afraid
I’m afraid, I will bother you
Till I decide to leave those door closed
And I leave my self wondering

just like The Script says “where is the good in goodbye”

(via poems-and-words)